Sabtu, 27 November 2010

etnis tionghoa di indonesia

Etnis Tionghoa di Indonesia
Sosial dan Kesamaan Derajat
Andrew / 17110278 / 4KA22

Indonesia adalah suatu negara yang dihuni berbagai macam etnik dan budaya, salah satunya adalah etnik Tionghoa. Tapi kenapa ya Masyarakat Indonesia kurang menghargai Etnik ini, padahal kalau kita liat justru etnik ini lah yang banyak membantu perekonomian di Indonesia, karna perdagangan banyak atau hampir semuanya dilakukan orang-orang keturunan tionghoa.

Seringkali etnik tionghoa menjadi sasaran bagi masyarakat Indonesia/pribumi, banyak kasus yang dapat kita ambil contoh, tapi puncaknya adalah peristiwa tragedi kerusuhan Mei 1998, dimana banyak warga non pribumi/tionghoa menjadi korban, baik secara moral dan materil, seperti pembakaran dan penjarahan toko-toko milik warga keturunan tionghoa sampai perbuatan biadab pemerkosaan wanita-wanita tionghoa secara sadis dan tidak terpuji bahkan yang parahnya lagi banyak dari pemerkosaan itu gadis-gadis dibawah umur. Padahal peristiwa ini tidak melibatkan warga tionghoa tapi kenapa korbannya banyak dari etnis tionghoa.
Masalah kesenjangan masyarakat ini sudah terjadi dari jaman dulu, sejak jaman orde lama, dimana orang-orang tionghoa tidak bebas bergerak di Indonesia, baik itu dalam kehidupan bermasyarakat, bersusa/berdagang dan lain-lain. Seperti contoh dulu ketika masa orde lama para masyarakat tinonghoa jarang sekali bergaul dengan masyarakat pribumi, itu bukan karena mereka tidak mau bergaul dengan warga pribumi, atau juga pada saat itu warga tionghoa sulit sekali membuka usaha dikarenakan sulitnya mendapatkan Izin mendirikan usaha, padahal kalau kita lihat perusahaan-perusahaan terkemuka di Indonesia pemiliknya adalah orang-orang tionghoa apalagi masalah hukum sudah pasti orang tionghoa sulit sekali mendapatkan perlindungan hukum dari pemerintah.
Untungnya pada saat Presiden KH. Abdulrahman Wahid/Gus Dur warga tionghoa sedikit lebih MERDEKA dibandingkan dulu seperti pengakuan bahwa warga tionghoa juga warga Indonesia, kebebasan budaya tionghoa seperti Imlek dan barongsai sudah dapat dirasakan oleh warga toinghoa di Indonesia. Walaupun demikian warga tionghoa juga masih sering mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan dari warga pribumi. Sebenarnya bagi warga tionghoa hanya ingin mendapatkan pengakuan dan perlakuan yang sama sebagai warga lainnya yang tinggal di Indonesia, hingga timbul istilah "Jangan panggil aku Cina, tapi panggil aku warga Indonesia".
Sebenarnya masalah ini sudah tidak patut lagi, karena kita semua ini sama baik Pribumi ataupun Non Pribumi, kita sama-sama warga Indonesia yang seharusnya saling bahu-membahu membangun Indonesia menjadi negara yang lebih maju dan diperhitungkan oleh negara lain sehingga semboyan negara kita "Bhineka Tunggal Ika" dapat dijalankan dan diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar